Karya Siswa : Cerita Rakyat dari Desa Kluwih

Perjalanan Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali berawal dari utara ke selatan. Beliau bertempat di musala atau tempat ibadah. Setelah melepas rombongan Syeh Maulana Maghribi , Syeh Bromo Sari, dan Syeh Bromo Kendali bertempat di desa Manggis dan membangun musala. Setelah selesai bertapa Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali kembali melanjutkan perjalanan ke arah selatan. Dari Desa Manggis mereka menuju Gelagah Ombo. Di situ Gelagah Ombo ada perampok yang namanya Ki Sabdo Somadi dan Ki Kusuma. Dua orang itu merampok di wilayah Gelagah Ombo.

Kedua orang tersebut (Ki Sabdo Somadi dan Ki Kusuma) merampok karena mempunyai istri cantik – cantik. Apa yang mereka minta harus dipenuhi. Ki Kusuma mengikuti permintaan - permintaan sang istri sampai merampok. Karena tidak kuat memenuhi kebutuhan sang istri akhirnya Ki Kusuma gantung diri. Ki Sabdo Somadi juga merasa tidak mampu memberi nafkah kepada istrinya. Beliau pergi ke Wonobodro karena menyusul Syeh Maulana Maghribi dan mencari ilmu di sana selama kurang lebih 3 tahun.

Inilah kisah dari Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali yang melakukan perjalanan dari Manggis ke Wonobodro. Saat perjalanan mereka dirampok oleh Ki Sabdo Somadi dan Ki Kusuma. Dan tempat itu pun dinamai Desa Begal. Akhirnya Ki Sabdo Somadi mengikuti perjalanannya Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali ke Wonobodro.

Dimana Desa Glagah Ombo? Saat ini, Desa Glagah Ombo ada di Krajan 2 dengan pemekaran dan kemajuan. Perjalanan Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali setelah menyelesaikan permasalahan perbegalan melanjutkan perjalanannya ke arah selatan dari wilayah Gerdu Sikunang. Beliau juga berhenti karena di situ bertemu dengan Raden Damar Wulan. Tempatnya di wilayah Balai Desa. Konon kabarnya, di situ ada makamnya Raden Damar Wulan yang berada di belakang SD 01 Kluwih. Setelah istirahat di Gerdu, Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali menyebarkan ISLAM.

Keduanya berjalan menuju arah selatan ke Wonobodro dan berhenti di makam Ndowo. Itu sudah masuk wilayah Desa Toso. Dalam perjalanan dari Gerdu ke Wonobodro ini Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali membawa tempat minuman yang bernama bumbung. Perjalanan dari Manggis ke Begal, ke Glagah Ombo sampai Gerdu air dalam bumbung itu tidak pernah lepas dari tubuhnya kecuali di waktu istirahat. Air itu menetes setiap 10 menit dari arah Manggis menuju ke selatan.

Dalam perjalanan pulang berhenti di makam Dowo. Di situ mereka beristirahat dan berdzikir. Setelah dzikir ada musyawarah bahwa akan ada pertemuan aulya di Wonobodro. Musyawarah itu antara Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali. Di situ beliau menceritakan bahwa besok tahun mendatang akan ada sungai dari Bismo menuju Wonobodro , Toso sampai ke Glagah Ombo. Kalau dari Glagah Ombo sampai Wonobodro sudah ada sungai, maka Glagah Ombo akan berganti nama menjadi Kluwih dan warga Kluwih menjadi santri.

Faktanya, sekarang sudah ada sungai sampai Kluwih dan ada air bersih, sudah banyak anak mondok dan mengaji. Itulah kisah-kisah dari Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali dan sampai di makam Dowo.

Perjalanan mereka akhirnya berubah arah menuju ke Gringging Sari. Seharusnya mereka akan ke Wonobodro karena akan ada pertemuan akbar di sana. Para aulya dan para syuhada akhirnya berbagi tugas. Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali mengalihkan perjalanan ke Gringging Sari. Dari sana disebut Syeh Abdul Malik Kanjuran Gringging Sari. Sebelum sampai ke sana Syeh Abdul Malik Kanjuran Gringging Sari menjemput dua Syeh yaitu Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali ke makam Ndowo.

Sesampainya di Gringging Sari, kedua Syeh tersebut ikrar janji. Syeh Bromo Sari melanjutkan perjalanan ke Wonobodro beristirahat di Cempoko. Di sana beliau mengatakan bahwa kelak akan ada Tazzaka, UGM dari Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali di Gringging Sari. Syeh Bromo Sari melanjutkan perjalanan ke Cempoko, ke Wonobodro, dilanjutkan ke Dieng. Syeh Bromo Kendali dari Gringging Sari kembali Desa Bandar. Di sana beliau bertemu dengan Mbah Saiba Saibu. Setelah bertemu Mbah Saiba Saibu mereka kembali ke utara yaitu ke Wonokerto bertemu Mbah Wali Bening. Berikutnya perjalanan dilanjutkan ke utara lagi yaitu ke Wono Segoro. Akhirnya Syeh Bromo Kendali menetap di sana sampai tutup usia. Makamnya berada di pojok lapangan Wono Segoro yang sekarang menjadi pabrik.

Itulah kisah sekilas dari perjalanan Syeh Bromo Sari dan Syeh Bromo Kendali.


Biodata Penulis


Rahmatul Alfiyah adalah siswa SMPN 2 Bandar kelas VII D . Ia tinggal di dukuh Gerdu RT 01 RW 01 Desa Kluwih Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. Siswa yang hobinya membaca ini merupakan pengurus OSIS SMPN 2 Bandar sebagai sekretaris 2. Ia bercita-cita menjadi dokter umum. Semboyan hidupnya adalah man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh-sungguh dialah yang akan berhasil. Ia dapat dihubungi di nomor WA 0813279337** atau email rahmatulalfiyah877@gmail.com.

Baca Juga

Posting Komentar

Mohon memberikan komentar dengan baik dan membangun

Lebih baru Lebih lama